Islamedia - Babak demi babak kejadian di Mesir begitu menegangkan. Berbagai prediksi menjadi sulit diperkirakan. Sebab perkembangan begitu cepat terjadi di luar perkiraan dengan tensi yang semakin meninggi.
Setelah pidato Mubarak kemarin malam menyulut kemarahan rakyat Mesir karena tidak memenuhi tuntutan mereka untuk mundur. Pagi harinya (2/1) Muncul demo pro Mubarak sebagai tandingan di beberapa kota, terutama di ibu kota Kairo. Meskipun awalnya demo ini tidak terlalu dianggap, karena selain jumlahnya jauh lebih sedikit dari demo kontra Mubarak, juga karena karena perkiraan bahwa semua itu hanyalah rekayasa pemerintah yang seakan-akan memiliki pendukung di tengah rakyat.
Namun perkembangan berikutnya sungguh mencengangkan banyak pihak. Ternyata dengan beringas demo pro Mubarak mendekati demo kontra Mubarak dan terus merangsek masuk sambil membawa pentungan dan batu serta bom molotov. Sebagian orang bahkan menunggang kuda dan onta layaknya filem action.
Kontan saja hal ini menimbulkan kerusuhan yang tak terhindarkan. Serbuan mereka jelas mendapatkan perlawanan sengit para demonstran kontra Mubarak. Korban berjatuhan, tercatat tidak kurang 500 orang luka, umumnya di bagian kepala karena benda keras. Bahkan hingga kini sudah tercatat 5 orang yang tewas.
Sikap militer yang sebelumnya menjanjikan keamanan bagi para demonstran kembali dipertanyakan sehingga peristwa ini kembali terjadi. Kemarahan rakyat semakin besar setelah dapat menangkap sebagian perusuh, ternyata membawa tanda pengenal sebagai petugas keamanan. Hal mana semakin menguatkan opini bahwa peristiwa ini memang telah direncanakan matang dengan menggunakan pihak keamanan dengan pakaian sipil. Tujuannya agar muncul chaos dan pemerintah dapat menggunakan UU darurat untuk berbuat sesuka hatinya.
Musthafa Al-Fiqi, salah seorang anggota parlemen yang juga anggota Partai Nasional yang kini sedang berkuasa dalam komentarnya di tv aljazeera mengatakan bahwa seorang pengusaha yang juga pejabat teras dalam Partai Nasional berada di balik peristiwa ini dengan membayar orang-orang bayaran untuk menimbulkan kerusuhan. Dia pun tidak memungkiri jika menteri dalam negeri mengetahui kejadian ini.
Para demonstran penentang Mubarak bertekad meneruskan perjuagan mereka. Bahkan akan menjadikan hari Jumat besok sebagai hari penuntasan bagi rezim Mubarak. Pemerintah sendiri, dengan kejadian ini semakin terdesak oleh opini di dalam dan di luar negeri.
Diberitakan bahwa beberapa anggota parlemen mengundurkan diri sebagai protes atas kejadian ini. Tudingan bahwa pemerintah berada di balik kerusuhan ini semakin luas dan sulit terbantahkan.
Amerika yang semula hanya menuntut Mubarak segera melakukan perubatahn, kini sudah mulai keras menuntut segera dilakukan reformasi hari ini juga, tidak menunggu hingga September. Pemimpin-pemimpin negara Eropa pun menuntut Mubarak melakukan perubahan sekarang juga. Tuntutan untuk mengadili Mubarak kini semakin menguat atas sikap brutal pemerintahannya terhadap rakyatnya sendiri.
Namun Mubarak memang dikenal keras kepala, bahkan ada pula yang menganggap bahwa dia adalah petualang. Sehingga diperkirakan akan terjadi tarik menarik yang menegangkan antara dua kekuatan ini; Kekuatan rakyat dan kekuatan rezim diktator.
Semoga Allah berikan kekuatan bagi para pengusung kebenaran.
repost : http://www.islamedia.web.id/2011/02/perang-saudara-menghantui-kairo.html
0 komentar:
Posting Komentar